Angin Kencang Sebabkan Gelombang Tinggi, Ini Imbauan BMKG

BADAN Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kembali mengeluarkan peringatan awalgelombang tinggiyang berpotensi muncul di beberapa perairan domestik pada 12-15 Agustus 2025. Prakirawan BMKG Marina Ayu menyebutkan pola angin di wilayah Indonesia bagian utara biasanya bergerak dari tenggara menuju barat daya dengan kecepatan 4-25 knot. Sementara itu, di wilayah selatan angin bergerak ke arah tenggara dengan kecepatan 8-25 knot.

“Kecepatan angin tertinggi tercatat di Samudra Hindia selatan Banten hingga Jawa Barat, Laut Natuna Utara, Laut Sulawesi dan Samudra Pasifik utara Maluku,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa, 12 Agustus 2025.

Gelombang besar dengan ketinggian antara 2,5 hingga 4 meter berpotensi muncul di berbagai perairan yang berdekatan dengan Samudra Hindia, mulai dari wilayah barat Aceh, barat Kepulauan Nias dan Kepulauan Mentawai, hingga barat Bengkulu. Gelombang tinggi ini juga terjadi di perairan selatan Banten hingga selatan Jawa Timur. Kemungkinan adanya gelombang besar juga terdapat di kawasan selatan Bali dan Nusa Tenggara.

Marina juga memberi peringatan mengenai risiko gelombang sedang dengan ketinggian 1,25 hingga 2,5 meter di Laut Bali, Laut Banda, sebagian besar Laut Arafuru, Laut Natuna Utara, Laut Jawa bagian Barat, Laut Jawa bagian Timur, Selat Makassar, Laut Sulawesi, serta Laut Sawu. Gelombang serupa berpotensi terjadi di Laut Seram, Laut Arafuru bagian Selatan, Selat Karimata bagian Selatan, Laut Jawa bagian Tengah, Laut Maluku, dan Samudra Pasifik utara di perairan barat daratan Papua.

Kepala Meteorologi Publik BMKG Andri Ramdhani sebelumnya menjelaskan mengenai peranIndeks Dipole Modeterkait cuaca ekstrem. Menurutnya, terdapat aliran massa udara dari Samudra Hindia menuju Indonesia. Pergerakan di atmosfer memicu pembentukan awan hujan besar yang berpotensi menyebabkan hujan deras disertai guntur dan angin kencang pada 11-13 Agustus 2025.

“Kemungkinan terjadi di sebagian besar wilayah Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua,” ujarnya.

BMKG mencatat intensitas curah hujan sedang meningkat akibat gabungan berbagai fenomena atmosfer lain, sepertiMadden-Julian Oscillation(MJO), gelombang atmosfer, dampak tidak langsung dari badai siklon 90S dan 96W, serta sirkulasi siklonik. Terdapat juga perlambatan dan pertemuan angin di sekitar wilayah Indonesia.

Pada tanggal 14-16 Agustus 2025, intensitas curah hujan diperkirakan menurun, namun wilayah Bengkulu, Kalimantan Timur, dan Papua Pegunungan masih berpotensi mengalami hujan deras. BMKG juga melaporkan kemungkinan adanya angin kencang yang dapat menyebabkan gelombang tinggi di perairan sekitar Aceh, Banten, Jawa Barat, Bali, Maluku, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), Sulawesi Selatan, dan Papua Selatan.

Leave a Comment