Posisi Duduk Ideal di Pesawat untuk Hindari Masalah Sendi

Bepergian dengan menggunakan transportasi apa pun, faktor kenyamanan sangat penting. Namun merasa nyaman selama perjalananpesawatmungkin terasa sulit. Gerakan terbatas karena kursi dan ruang kaki yang sempit.

Terutama bagi orang yang mengalami masalah pada sendi, rasa sakit ini bisa semakin parah akibat duduk terlalu lama di pesawat. Fisioterapis Bethany Tomlinson memperingatkan bahaya posisi duduk dengan melipat kaki saat berada di dalam pesawat. “Jangan menyilangkan kaki saat duduk di pesawat karena hal ini dapat mengganggu aliran darah dan meningkatkan risiko penyakit trombosis vena dalam (DVT),” katanya sebagaimana dilaporkan dariDaily Mail.

Sebaliknya, ahli fisioterapi dari AXA Health menyarankan agar tetap menjagakakitetap terjaga keadaannya dan memilih posisi rileks yang berbeda. “Jika terdapat sandaran kaki di bawah kursi di depan Anda, manfaatkan hal ini untuk menjaga kaki Anda sedikit lebih tinggi,” katanya. “Pastikan bahu Anda rileks dan punggung Anda didukung dengan bersandar pada kursi pesawat sambil menunggu.”

Tips untuk mengurangi risiko persendian kaku

Bethany juga mengajak para wisatawan untuk mempersiapkan diri agar liburan musim panas ini tidak menyebabkan ketegangan pada sendi. Kurang bergerak dan tetap berada dalam posisi yang sama bisa memperparah kondisi tersebut. “Mengikuti penerbangan musim panas ini bisa menjadi ujian ketahanan bagi sendi kita, jadi persiapkan diri untuk setiap penerbangan seolah-olah itu adalah perjalanan jauh,” katanya.

Penting bagi para wisatawan untuk memahami bagaimana menempatkan tubuh dan melakukan latihan saat duduk agar sendi tetap aktif. Cara lain untuk mengurangi ketidaknyamanan pada sendi adalah dengan berdiri dalam posisi tertentu. Contohnya, ketika berdiri, pindahkan beban tubuh antara kedua kaki, pertahankan lutut sedikit melipat, serta lakukan peregangan ringan agar tekanan pada bagian bawah tubuh tidak terlalu besar.

Namun, untuk penerbangan jarak jauh, terdapat beberapa kebiasaan peregangan yang bisa dilakukan agar persendian tetap dalam kondisi baik. Bethany menyarankan penumpang untuk menggerakkan tubuh mereka setiap 1-2 jam selama perjalanan udara agar sendi-sendi tetap aktif.

Peregangan yang dapat mengurangi kemungkinan terjadinya DVT

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, duduk dalam posisi yang sama selama beberapa jam bisa menyebabkan kekakuan dan pembengkakan pada sendi, khususnya lutut, pergelangan kaki, dan pinggul. Oleh karena itu, melakukan beberapa gerakan peregangan saat berada di pesawat dapat membantu meningkatkan sirkulasi darah serta mengurangi risiko DVT. Beberapa contohnya adalah peregangan leher, gerakan memutar bahu, dan menarik lutut ke dada.

Sebagai informasi, DVT terjadi ketika terbentuk gumpalan darah di vena dalam, umumnya di kaki. Kondisi ini sering kali berisiko saat melakukan penerbangan jarak jauh, di mana penumpang duduk lama dengan gerakan yang terbatas. Jika gumpalan tersebut lepas dan berpindah ke paru-paru, hal ini dapat menyebabkan emboli paru (PE), yaitu penyumbatan yang berbahaya pada arteri yang mengalirkan darah ke paru-paru.

Selain kurang bergerak, beberapa faktor lain yang berkontribusi terhadap peningkatan risiko DVT, seperti dehidrasi dan kondisi tekanan tinggi di dalam pesawat. Neena Chandrasekaran, spesialis paru-paru, menyatakan bahwa selain duduk lama, menyilangkan kaki dapat mengurangi aliran darah, sehingga meningkatkan risiko pembentukan gumpalan, sebagaimana dilaporkan dariTimes of India.

Leave a Comment