Program Akuntansi Widyatama Gelar PKM dengan Pelatihan Keuangan

PR Jabar –Universitas Widyatama melalui Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) menyelenggarakan kegiatan Pengabdian Kemitraan Masyarakat (PKM) sesuai dengan prinsip Tridarma Perguruan Tinggi. Kegiatan yang berlangsung pada semester genap tahun 2024-2025 dilaksanakan di Kecamatan Wanaraja, Kabupaten Garut.

Pelatihan diadakan di Pasar Wanaraja, Kabupaten Garut, pada hari Jumat 15 Agustus 2025 lalu di sebuah kios pedagang eceran Doa Umi.

Berdasarkan penjelasan Ketua PKM Prodi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Widyatama, Yogo Heru Prayitno, kegiatan pendampingan bertujuan untuk memberikan solusi nyata bagi Pedagang Eceran Doa Ummi.

“Kegiatan pendampingan ini diadakan guna memberikan solusi bagi pelaku UMKM dalam menyusun akuntansi keuangan yang sederhana,” ujar Ketua PKM S1 Akuntansi FEB Universitas Widyatama, Yogo Heru Prayitno, pada Rabu 19 Agustus 2025.

Yogo menambahkan, pendampingan berdasarkan Skema Pemberdayaan Berbasis Masyarakat ini fokus pada tantangan yang dihadapi UMKM dalam mengelola keuangan.

“Di toko RS yang berada di Blok A No. 13 Pasar Wanaraja, Garut, merupakan salah satu pelaku usaha kecil yang menyediakan kebutuhan pokok masyarakat dengan sistem penjualan eceran. Meskipun memiliki peluang pasar yang cukup besar karena berada di lingkungan pasar tradisional yang ramai, mitra masih menghadapi beberapa tantangan utama dalam mengelola bisnisnya,” jelas Yogo.

Beberapa kendala yang dialami, antara lain kurangnya sistem pengelolaan keuangan yang teratur, sehingga Pemilik Toko RS masih melakukan pencatatan keuangan secara manual dan terbatas.

“Bahkan beberapa transaksi tidak dicatat sama sekali. Hal ini menyebabkan ketidakjelasan dalam mengetahui besarnya keuntungan, persediaan barang, dan pengeluaran harian,” ujar Yogo.

Secara terpisah, salah satu anggota PKM S1 Akuntansi FEB Universitas Widyatama, Mirna Dianita mengungkapkan, akibat ketidaktahuan dalam menghitung biaya pokok penjualan (HPP)

Rekan belum memahami cara menghitung biaya produksi atau penjualan dengan benar.

“Ini membuat pelaku UMKM sering mengalami kerugian, sehingga harga jual produk terkadang ditentukan melalui perkiraan atau mengikuti harga pasar tanpa memperhitungkan biaya operasional dan margin keuntungan yang wajar,” ujar Mirna Dianita.

Mirna juga memperhatikan bahwa mitra pedagang UMKM belum memanfaatkan teknologi yang ada secara optimal.

Kurangnya pemanfaatan teknologi digital dalam pemasaran Toko RS, karena belum memanfaatkan media digital untuk mempromosikan produknya. Seluruh kegiatan pemasaran masih mengandalkan penjualan langsung (offline), sehingga cakupan pasar terbatas dan tidak memaksimalkan peluang dari konsumen di luar wilayah tersebut,” jelas Mirna.

Berkaitan dengan rendahnya tingkat literasi keuangan dan digital, pemilik usaha masih kurang memahami betapa pentingnya pengelolaan keuangan yang baik serta strategi pemasaran digital, yang menjadi kendala dalam mengembangkan bisnis secara berkelanjutan.

“Masalah-masalah tersebut berpotensi menghambat perkembangan bisnis dan kelangsungan Toko RS dalam jangka panjang. Oleh karena itu, diperlukan bantuan berupa pelatihan dan pendampingan yang sesuai dengan kebutuhan serta kondisi mitra,” ujar Yogo.

Untuk memastikan program berjalan secara optimal, diperlukan perencanaan yang dilakukan oleh Tim PKM S1 Akuntansi FEB Universitas Widyatama, sehingga kegiatan dapat dilaksanakan dengan tepat sasaran dan sesuai target serta jadwal yang ditentukan.

“Tim PKM S1 Akuntansi FEB sudah menyusun proposal program PKM jauh sebelum tiba di Pasar Wanaraja Garut, serta memperhatikan pentingnya mengadakan program PKM karena latar belakang mitra dan situasi yang dialami mitra,” ujar Yogo.

Tim PKM S1 Akuntansi FEB juga melakukan analisis terhadap proses bisnis mitra, menyusun jadwal pelaksanaan kegiatan, serta menyiapkan alat dan perlengkapan yang diperlukan dalam pelaksanaan PKM, serta mempersiapkan tim pelaksana kegiatan PKM sebelum tiba di Pasar Wanaraja.

Pendampingan dilakukan dengan metode yang menyesuaikan kondisi UMKM Mitra, yang diamati melalui perhitungan harga pokok produksi serta pemasaran produk berbasis digital yang telah dilakukan sebelum, selama, dan setelah proses ekonomi terjadi.

Tim telah mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang terjadi pada UMKM Mitra. Kegiatan keuangan yang berkaitan dengan: bahan baku, tenaga kerja, serta biaya pabrik. Selain itu, penentuan metode pemasaran produk secara online, “jelasnya.”

Dalam kegiatan PKM, tim selanjutnya melakukan penilaian terhadap hasil pengamatan, wawancara, dan data yang dikumpulkan, kemudian membandingkannya dengan teori-teori yang diperoleh dari literatur mengenai perhitungan biaya produksi dan pemasaran digital, serta menarik kesimpulan tentang kelemahan setelah melalui tahap identifikasi dan menerapkan penyusunan anggaran biaya produksi serta pemasaran berbasis digital pada UMKM Mitra.

Teknik perhitungan biaya produksi

Langkah pertama, menentukan biaya bahan baku yang digunakan secara langsung. Langkah kedua, menentukan biaya tenaga kerja yang terlibat secara langsung. Langkah ketiga, menentukan biaya pengeluaran pabrik dan langkah keempat, menghitung biaya produksi. Langkah kelima, menentukan strategi pemasaran melalui digital, ujarnya.

Pada kegiatan ini, PKM S1 Akuntansi FEB Universitas Widyatama bekerja sama dengan pihak Bank Mandiri Cabang Garut yang diwakili oleh Bapak Dhika Pradana.

Kehadiran Bank Mandiri dalam kegiatan PKM bertujuan untuk membantu mitra yang membutuhkan bantuan terkait dana talang bagi UMKM. Pihak Bank Mandiri juga menyampaikan bahwa Bank Mandiri siap memberikan dukungan penuh kepada pelaku usaha, khususnya UMKM yang menjadi binaan, dalam bentuk akses permodalan yang lebih mudah dan cepat, kata Yogo.

Saat melaksanakan kegiatan pendampingan kepada masyarakat, Tim S1 Akuntansi FEB Universitas Widyatama dipimpin oleh Ketua Pelaksana Yogo Heru Prayitno, yang terdiri dari anggota Mirna Dianita, Rina Tresnawati, Niki Hadian, Yoga Tantular Rahman, dan Kartika Wulandari.

Leave a Comment