JAKARTA, 10drama.com– Kemajuan kecerdasan buatan atauartificial intelligence(AI) berjalan sangat cepat dan diperkirakan akan mengubah wajah pekerjaan di dunia dalam jangka dua hingga tiga puluh tahun mendatang.
Beberapa laporan internasional memprediksi bahwa hingga 60 persen dari pekerjaan saat ini akan mengalami dampak besar karena penggunaan otomatisasi dan sistem cerdas.
Perubahan Besar di Dunia Pekerjaan
Dilansir dari Forbes, Minggu (24/8/2025), laporan McKinsey memprediksi bahwa pada tahun 2030 sekitar 30 persen pekerjaan di Amerika Serikat (AS) dapat sepenuhnya otomatis, sementara 60 persen lainnya akan mengalami perubahan signifikan akibat penerapan kecerdasan buatan.
Goldman Sachs bahkan memperkirakan hingga 50 persen pekerjaan bisa otomatis pada tahun 2045, didorong oleh perkembangan AI generatif dan robotika.
Bank investasi tersebut juga menyebutkan bahwa sekitar 300 juta pekerjaan global dalam bahaya, yang setara dengan seperempat dari pasar tenaga kerja dunia.
Namun, pekerjaan yang bersifat proyek seperti konstruksi, pemasangan, dan perawatan diperkirakan lebih tahan terhadap pengaruh AI.
Larry Fink, CEO BlackRock, menganggap tanda-tanda perubahan tersebut sudah terlihat. “Kami akan melihat perubahan struktur pekerjaan kantor pada 2035,” katanya, dilansir dariForbes.
Pemimpin perusahaan JPMorgan Chase, Jamie Dimon, juga mengingatkan bahwa kecerdasan buatan akan segera menggantikan pekerjaan rutin.
“Dalam 15 tahun, sebagian besar pekerjaan yang bersifat berulang akan diambil alih oleh AI,” tulisnya dalam surat kepada pemegang saham.
Pekerjaan yang Paling Cepat Digantikan oleh Mesin Cerdas
Tidak semua jenis pekerjaan akan mengalami pengaruh secara bersamaan. Pekerjaan yang melibatkan tugas yang berulang, berbasis data, dan administratif cenderung menjadi prioritas dalam proses otomatisasi.
1. Manajemen dan Pelayanan Pelanggan
Penelitian Institute for Public Policy Research (2024) mengungkap bahwa sekitar 60 persen pekerjaan administratif bisa diotomatisasi. Termasuk dalam hal ini adalah input data, pengaturan jadwal, dan layanan pelanggan.
Larry Fink memberikan contoh bagaimana AI digunakan oleh BlackRock untuk meningkatkan efisiensi operasional.
Fink mengatakan BlackRock sedang menyederhanakan fungsi back-office menggunakan AI, sehingga mengurangi pengeluaran.
Peran-peran ini, yang memerlukan pemrosesan data berulang, mengalami keausan dalam jangka pendek seiring dengan meningkatnya akurasi dan skalabilitas AI.
2. Akuntansi serta Pengenalan Analisis Data
Bidang akuntansi, pencatatan keuangan, serta analisis data dasar juga termasuk dalam kategori rentan.
Platform AI seperti Terminal Bloomberg telah mampu memproses data dan menghasilkan laporan lebih cepat dibandingkan manusia.
JPMorgan mengantisipasi bahwa 20 persen peran analis akan terancam otomatisasi pada tahun 2030.
“Dalam 15 tahun, sebagian besar pekerjaan berulang di bidang perbankan akan dikuasai oleh AI,” tulis Dimon.
3. Jabatan Profesional Hukum Tingkat Dasar
Tugas-tugas seperti bantuan hukum, penelitian kontrak, dan penyusunan dokumen hukum menjadi fokus berikutnya.
Berdasarkan penelitian dari Stanford (2025), asisten hukum berbasis AI seperti Harvey atau CoCounsel telah mampu memproses dokumen hukum dengan tingkat keakuratan sebesar 90 persen.
Dalio menyoroti kemampuan kecerdasan buatan dalam menganalisis kumpulan data yang sangat besar, sehingga mengancam posisi-posisi yang memerlukan riset mendalam di dunia akademik dan konsultasi.
Namun, strategi hukum yang kompleks dan perwakilan di pengadilan tetap memerlukan manusia karena melibatkan penilaian serta pertimbangan etis.
4. Media dan Sektor Kreatif
Desain grafis, penulisan kreatif, dan jurnalisme dasar menghadapi perubahan besar akibat alat seperti DALL-E serta platform berbasis GPT yang mampu menghasilkan konten dalam jumlah besar.
Sistem AI seperti DALL-E dan ChatGPT kini mampu menghasilkan materi visual maupun teks dalam waktu singkat.
Laporan dari Center for Research Pew (2024) mengungkapkan bahwa 30 persen pekerjaan di sektor media berpotensi diotomatisasi pada tahun 2035.
Bill Ackman, pendiri Pershing Square, menganggap tren ini tidak bisa dihindari. “Konten iklan akan segera dikuasai oleh AI, tetapi kreativitas manusia dalam seni berkualitas tinggi akan bertahan lebih lama,” katanya di platform X.
5. Teknologi serta Pemrograman Dasar
Meskipun terdengar bertentangan, pekerjaan di bidang teknologi juga tidak sepenuhnya aman.
Pengembangan perangkat lunak, teknik, dan ilmu data memiliki dua sisi: AI meningkatkan efisiensi tetapi juga menggantikan pekerjaan pemrograman dan desain yang rutin.
Forum Ekonomi Dunia (2025) memperkirakan 40 persen pekerjaan pemrograman bisa diotomatisasi pada tahun 2040.
Bessent melihat perkembangan dalam posisi yang berkaitan dengan kecerdasan buatan seperti keamanan siber, tetapi pekerjaan STEM yang standar secara bertahap akan digantikan oleh algoritma.
Meskipun demikian, penelitian, inovasi, dan pengembangan teknologi baru diperkirakan tetap akan diatur oleh manusia dalam jangka panjang.
Profesi yang Masih Bertahan
Sebaliknya, pekerjaan yang membutuhkan empati dan interaksi antar manusia—seperti perawat, terapis, guru sekolah dasar, hingga pemimpin lembaga—diprediksi lebih sulit digantikan.
Penelitian The Lancet (2023) memprediksi bahwa 25 persen tugas administratif medis akan berkurang pada tahun 2035, tetapi perawatan pasien masih memerlukan intervensi manusia.
Di sektor pendidikan, laporan OECD (2024) mengatakan bahwa hanya 10 persen dari tugas mengajar bisa diotomatisasi sampai tahun 2040.
Profesi yang membutuhkan kepemimpinan, kecerdasan emosional, serta kemampuan untuk memotivasi tim tetap akan berfokus pada manusia.
Perlunya Keterampilan Baru
Untuk tetap bersaing, karyawan perlu meningkatkan kemampuan yang sulit digantikan oleh AI, seperti berpikir kritis, kecerdasan emosional, dan literasi digital.
Scott Bessent, mantan pejabat Kementerian Keuangan Amerika Serikat, mengatakan bahwa AI justru dapat meningkatkan daya saing bila diiringi dengan program pelatihan kembali.
Ia memprediksi pada tahun 2040, sekitar 50–60 persen pekerjaan akan mengalami perubahan bentuk, sebelum AI menjadi dominan pada 2050.