Orang yang Menghindari Warna Cerah Punya 8 Sifat Ini, Menurut Psikologi

10drama.com –Tidak semua individu menggemari pakaian dengan warna yang terang. Beberapa orang lebih memilih nuansa yang netral, gelap, atau monokromatis seperti hitam, abu-abu, biru tua, atau cokelat.

Di bidang psikologi, kecenderungan memilih warna pakaian bukan hanya sekadar pilihan estetika atau ikut tren fashion, tetapi bisa mencerminkan sifat seseorang, perasaan, hingga pandangan dirinya sendiri.

Orang-orang yang terus-menerus menghindari warna-warna terang sering kali memiliki sifat psikologis tertentu yang menarik untuk dikaji.

Dikutip dari Geediting pada Sabtu (19/7), terdapat 8 ciri kepribadian yang menurut psikologi biasanya dimiliki oleh orang-orang yang secara sadar menghindari memakai pakaian berwarna cerah:

1. Lebih Menyelami Diri dan Merefleksikan Diri

Banyak orang yang tidak menyukai warna terang cenderung memiliki sifat yang lebih tertutup dan berpikir mendalam.

Mereka cenderung mengolah pikiran dan emosi secara batin dibandingkan menyampaikannya secara terang-terangan.

Warna yang cerah dianggap terlalu mencolok dan bising bagi mereka yang lebih suka ketenangan batin dan merenung.

Pemilihan warna netral atau gelap menunjukkan kedalaman pemikiran dan kecenderungan untuk berpikir mendalam.

2. Cenderung Menyukai Privasi

Orang-orang yang menghindari pakaian yang mencolok biasanya bukan jenis orang yang ingin mendapatkan perhatian banyak orang.

Warna terang secara alami mengeluarkan energi dan perhatian, sedangkan warna gelap atau netral memudahkan seseorang untuk “menyatu” atau bersatu dengan lingkungan.

Oleh karena itu, seseorang yang menghargai privasi dan cenderung menjauhi pusat perhatian merasa lebih nyaman dengan pilihan warna yang lebih tenang dan tidak terlalu mencolok.

3. Mempunyai Disiplin Diri yang Baik

Warna terang sering dikaitkan dengan keaktifan dan kegembiraan, sedangkan warna netral atau gelap lebih mencerminkan ketenangan dan pengendalian.

Banyak orang yang memilih untuk tidak menggunakan warna-warna yang mencolok biasanya memiliki kemampuan mengendalikan emosi yang baik serta lebih logis dalam menghadapi berbagai situasi.

Mereka menunjukkan ketenangan, konsistensi, dan tidak mudah terpengaruh oleh perasaan.

4. Perfeksionis dan Teliti

Di dunia mode, memakai warna yang netral atau gelap menciptakan kesan rapi dan berwibawa.

Banyak orang yang memilih menghindari warna-warna terang sering kali memiliki sifat perfeksionis dalam hal penampilan dan detail.

Mereka menginginkan segala sesuatu terlihat seimbang, tidak berlebihan, dan sesuai dengan posisinya.

Warna netral memberikan mereka kesempatan untuk menciptakan kesan yang selaras dan seimbang tanpa adanya risiko konflik warna.

5. Rentan Merasa Gugup dalam Lingkungan Sosial

Banyak penelitian di bidang psikologi warna menunjukkan bahwa seseorang yang cenderung menghindari warna cerah biasanya mengalami kecemasan sosial atau merasa tidak nyaman dalam situasi interaksi tertentu.

Warna yang terang dapat memicu perasaan merasa terlihat atau diawasi, yang bisa menjadi beban tersendiri bagi mereka yang cenderung cemas atau pemalu.

Mereka merasa lebih tenang ketika bisa “bersembunyi” di balik warna-warna yang tidak mencolok.

6. Memperlihatkan Sisi Tua dan Serius

Warna terang sering kali dikaitkan dengan usia muda, kegembiraan, dan kesenangan.

Sementara warna-warna gelap seperti hitam, abu-abu, atau biru tua biasanya memberikan kesan yang lebih matang, percaya diri, dan serius.

Seseorang yang menghindari warna terang biasanya berusaha menunjukkan dirinya sebagai individu yang dewasa, bertanggung jawab, dan tidak bersifat kanak-kanak.

Ini dapat menjadi metode mereka dalam menunjukkan kepribadian yang jelas dan profesional.

7. Tidak Nyaman Jadi Fokus Perhatian

Salah satu alasan paling umum mengapa orang menghindari pakaian berwarna terang adalah ketidaknyamanan menjadi pusat perhatian.

Warna-warna seperti merah terang, kuning neon, atau oranye cerah biasanya selalu menarik perhatian mata.

Bagi seseorang yang lebih merasa nyaman berada di balik layar atau menjauhi keramaian, menggunakan warna netral merupakan cara untuk menjaga kenyamanan psikologis mereka.

8. Lebih Menyadari Kondisi Nyata dan Tidak Terlalu Penuh Harapan

Pemilihan warna juga terkait dengan pandangan terhadap kehidupan.

Warna terang menggambarkan semangat yang tinggi, harapan, dan keyakinan positif.

Di sisi lain, orang yang menghindarinya biasanya memiliki pandangan yang lebih realistis terhadap kehidupan—mereka tidak terlalu berharap banyak, cenderung mempertimbangkan kemungkinan terburuk, dan ingin siap menghadapi kenyataan.

Mereka lebih mengandalkan logika dibandingkan imajinasi.

Penutup: Pemilihan Warna Merupakan Bahasa Perasaan

Di dunia psikologi, warna merupakan bahasa perasaan yang tidak disampaikan secara lisan.

Meski bukan satu-satunya alat untuk menilai kepribadian, preferensi warna—khususnya dalam pemilihan pakaian—bisa menjadi cerminan bagaimana seseorang memandang dirinya sendiri dan lingkungan sekitarnya.

Tidak melibatkan pakaian berwarna terang bukanlah hal yang salah atau negatif, tetapi bisa mencerminkan sifat kepribadian yang lebih dalam, seperti kecenderungan untuk merenung, menjaga privasi, atau menunjukkan sisi diri yang tenang dan terkontrol.

Jika Anda termasuk orang yang lebih suka mengenakan pakaian dengan warna-warna yang tenang, mungkin beberapa dari 8 ciri di atas cukup tepat menggambarkan sifat Anda.

***

Leave a Comment