Bayangkan kamu sedang berjalan di taman tropis, lalu melihat seekor kadal kecil bergerak perlahan, mengamati kupu-kupu berwarna-warni yang duduk di atas daun. Alih-alih menyerang kepala kupu-kupu, kadal itu justru menggigit bagian belakang sayapnya. Kupu-kupu tersebut langsung terbang pergi, kehilangan sebagian sayapnya namun berhasil selamat. Adegan ini bukan sekadar kebetulan, melainkan bagian dari strategi evolusi yang canggih dari makhluk indah bernama kupu-kupu.
Kupu-kupu dari keluarga Lycaenidae memiliki ilusi optik pada sayap belakangnya yang membuat bagian tersebut tampak seperti kepala. Pola warna, gerakan halus, serta struktur “ekor” kecil di sayap berperan dalam menciptakan kebingungan. Penelitian oleh dua ahli serangga dari Indian Institute of Science Education and Research, Thiruvananthapuram, menemukan bahwa penyerupaan ini bukan berasal dari satu gen sederhana, melainkan interaksi kompleks dari beberapa gen yang bekerja bersama untuk menghasilkan struktur dan pola simetris yang membingungkan predator. Dalam kasus ini, evolusi terlihat seperti seniman hebat yang merancang pakaian perlindungan paling indah di alam liar.
Sayap bukan makanan lezat
Mengutip dari situs Science Alert, predator sebenarnya mengejar tubuh yang lembut dan kaya akan nutrisi. Namun, “kepala palsu” yang terlihat di ujung ekor dapat ditemukan pada lebih dari 900 spesies kupu-kupu Lycaenidae, sehingga membuat banyak predator mendapatkan mulut penuh dengan serpihan sisik sayap belakang yang berdebu dan rasanya pahit.
Di sisi lain, kupu-kupu berhasil melarikan diri dengan hanya mengalami beberapa luka pada sayapnya, sementara organ penting tetap terjaga.
Beberapa trik yang digunakan
Tidak semua jenis menggunakan cara yang sama. Airamanna columbia menghasilkan beberapa “antena” dan mata berwarna merah. Sementara Arawacus aetolus menggabungkan realisme dengan efek visual yang mencolok untuk membingungkan lawan.
Ahli entomologi Tarunkishwor Yumnam dan Ullasa Kodandaramaiah memanfaatkan basis data gambar online serta pohon keluarga yang telah diketahui dari 928 spesies kupu-kupu untuk meneliti bagaimana ciri-ciri kepala palsu berevolusi, termasuk antena palsu, bintik sayap belakang, warna yang mencolok, bentuk kepala palsu, dan garis konvergen.
Mereka menemukan bahwa semua sifat ini, kecuali garis konvergen, telah berkembang dalam korelasi yang kuat, menunjukkan bahwa dampak bersama dari sifat-sifat tersebut bekerja secara bersamaan selama berbagai generasi, semakin rumit seiring berjalannya waktu.
“Kami menemukan bahwa sebagian besar ciri kepala palsu pada kupu-kupu berevolusi dengan pola yang saling berkaitan, mungkin sebagai respons terhadap tekanan seleksi yang sama,” tulis Yumnam dan Kodandaramaiah.
Oleh karena itu, penelitian ini memberikan dukungan makroevolusioner terhadap gagasan bahwa kepala palsu berkembang sebagai bentuk adaptif dari sifat-sifat anti-pemangsa.
4 Fakta Sains Mengenai Sayap Kupu-kupu yang Berwarna-warni 4 Fakta Sains Tentang Sayap Kupu-Kupu, Tipis Namun Penuh Dengan Sensor!