Coca-Cola Umumkan Resep Baru Usai Dihujat Trump Soal Gula Tebu: Kontroversi Ahli Gizi

10drama.com –– Coca-Cola menghadirkan inovasi terbaru dengan mengumumkan perubahan formula minuman legendarisnya. Perusahaan minuman ringan besar ini akan mengganti bahan pemanis dari sirup jagung fruktosa tinggi menjadi gula tebu asli untuk konsumen di Amerika Serikat.

Perubahan ini mendapatkan dukungan langsung dari mantan Presiden Donald Trump dan menjadi bagian dari kampanye Make America Healthy Again yang digagas Menteri Kesehatan Robert F Kennedy Jr.

Dilaporkan oleh Daily Mail, Senin (22/7), Coca-Cola mengonfirmasi bahwa produk terbarunya yang menggunakan gula tebu akan dirilis musim gugur ini di Amerika Serikat.

Tindakan ini merupakan bagian dari strategi inovasi perusahaan dalam memperluas portofolio merek Coca-Cola serta menawarkan lebih banyak pilihan kepada pelanggan.

Sebelumnya, pengumuman ini telah lebih dahulu disampaikan oleh Donald Trump dan memicu perdebatan di media sosial.

“Saya sudah berdiskusi dengan Coca-Cola mengenai penggunaan gula tebu asli dalam Coke untuk pasar Amerika Serikat, dan mereka telah menyetujui hal tersebut… Ini memang lebih baik,” kata Trump melalui akun X (dulu Twitter) resminya.

Meskipun banyak orang menyambut baik berita ini, sejumlah pakar kesehatan mengungkapkan kekhawatiran. Dokter Marion Nestle, ahli gizi dari Universitas New York menilai perubahan ini tidak memiliki dampak yang signifikan secara nutrisi.

Menurutnya, baik gula tebu maupun sirup jagung fruktosa tinggi memiliki kandungan glukosa dan fruktosa yang sama, serta dapat memberikan dampak negatif terhadap metabolisme jika dikonsumsi secara berlebihan.

“Satu kaleng Coke berisi 12 ons tetap mengandung 39 gram gula. Jumlah ini terlalu banyak,” katanya dilansir dari Daily Mail.

Dokter Nestle juga menyampaikan bahwa citra negatif sirup jagung lebih disebabkan oleh harganya yang murah dan sering digunakan dalam makanan yang telah diproses secara berlebihan.

Beberapa ahli juga mengingatkan bahwa perubahan ini berpotensi memperparah krisis obesitas di Amerika Serikat karena masyarakat cenderung menganggap produk tersebut lebih sehat dan mengonsumsinya secara lebih rutin.

Dalam laporan keuangan kuartal kedua yang diterbitkan pada Selasa (22/7) pagi, Coca-Cola menyampaikan bahwa permintaan terhadap minuman rendah atau tanpa gula tetap tinggi. Pendapatan perusahaan meningkat sebesar 2,5 persen menjadi USD 12,62 miliar (sekitar Rp 205,7 triliun), melebihi prediksi para analis.

Namun, Coca-Cola juga menghadapi kendala akibat bea impor aluminium yang diatur oleh pemerintahan Trump yang kini naik hingga 50 persen.

Perusahaan mengungkapkan akan mempertimbangkan penggunaan kemasan alternatif seperti botol plastik untuk menangani masalah tersebut.

Meskipun dianggap sebagai langkah yang lebih baik, para ahli menekankan bahwa yang paling penting adalah kesadaran dalam mengonsumsi tanpa berlebihan.

Leave a Comment