Film Merah Putih One For All Dapat Rating 1 di IMDb, Kualitasnya Disoroti

Lintaskriminal.co.id –– Film animasi Merah Putih One For All telah tayang di bioskop sejak 14 Agustus 2025. Film ini mendapatkan penilaian yang kurang menggembirakan dari beberapa penonton yang merasa film ini terlalu cepat dirilis. Padahal, film animasi untuk anak-anak ini seharusnya bisa disajikan dengan lebih baik.

Produser dan sutradara film Merah Putih One For All secara tegas menyangkal bahwa produksi film ini memerlukan dana sebesar Rp 6,7 miliar. Proses pembuatannya hampir tanpa biaya karena dilakukan oleh tim dengan sukarela tanpa meminta upah. Sebaliknya, mereka sepakat untuk berbagi keuntungan jika film animasi anak ini menghasilkan keuntungan saat ditayangkan di bioskop.

Pro dan kontra yang sempat muncul terus memberikan warna dalam penayangan film Merah Putih One For All serta berhasil menarik perhatian banyak orang. Film ini tetap menjadi topik pembicaraan setelah dirilis di bioskop.

Di situs terkenal IMDb, film Merah Putih One For All hingga hari ini, Rabu (20/8), telah menerima sekitar 128 ulasan dan mendapatkan peringkat bintang 1. Beberapa pengguna merasa kecewa setelah menonton film animasi Merah Putih.

“Kualitasnya sangat buruk, saya akan memberikan nilai negatif jika memungkinkan. Benar-benar pemborosan uang dan merendahkan animasi Indonesia. Saya juga melihat beberapa karakter yang dicuri dan plot yang dihasilkan oleh AI terlihat jelas. Saya menyarankan kalian untuk tidak menonton ini, baik untuk hiburan maupun konten, karena sama sekali tidak layak ditonton,” komentar seorang pengguna.

Semua sepakat bahwa film ini pantas mendapat rating satu. Tidak perlu penjelasan, cukup tonton trailernya. Mimpi buruk. Bahkan, menurutku karya mahasiswa animasi semester awal jauh lebih baik daripada ini. Film ini terlihat belum selesai, bahkan tidak layak disebut sebagai storyboard,” tambah yang lain.

Film animasi Merah Putih One For All mengisahkan sejumlah anak yang bergabung dalam Tim Merah Putih. Mereka diberi tugas untuk menjaga bendera pusaka yang akan dikibarkan dalam perayaan Kemerdekaan 17 Agustus.

Namun, sayangnya, sebelum perayaan Hari Kemerdekaan 17 Agustus, bendera tersebut tiba-tiba menghilang secara misterius tanpa diketahui siapa yang membawanya.

Delapan anak dengan latar belakang budaya berbeda, seperti Betawi, Papua, Medan, Tegal, Jawa Tengah, Makassar, Manado, dan Tongkok, bersama-sama melakukan pencarian guna menemukan bendera Merah Putih yang hilang.

Mereka perlu melewati sungai, hutan, serta pegunungan, dan menghadapi berbagai rintangan selama perjalanan.

Mereka perlu mampu mengendalikan ego agar tetap berpegang pada tujuan awal, yaitu mencari bendera Merah Putih yang hilang agar bisa dikibarkan pada Hari Kemerdekaan.

Leave a Comment