Lintaskriminal.co.id –– Film terbaru India yang berjudul The Bengal Files, karya sutradara dan penulis Vivek Agnihotri, tengah memicu perdebatan.
Vivek Agnihotri menyatakan bahwa trailer film The Bengal Files yang seharusnya dirilis di Kolkata pada 16 Agustus dibatalkan.
Ia menyatakan bahwa bioskop multiplex tersebut mengambil tindakan ini karena tekanan politik.
Bengal Files akan diluncurkan dan tayang perdana di bioskop pada 5 September 2025.
Film ini dibintangi oleh Mithun Chakraborty, Anupam Kher, Pallavi Joshi, Darshan Kumaar, dan Simratt Kaur sebagai pemeran utama. Film ini akan tayang pada 5 September.
Kisah Nyata Film The Bengal Files
Berdasarkan berita, The Bengal Files diambil dari kisah nyata yang menyeramkan mengenai Pembunuhan Besar Kalkuta pada tahun 1946 yang dikenal sebagai Kerusuhan Kalkuta.
Bagi yang belum mengetahui mengenai Pembantaian Besar Kalkuta, Kolkata dan Kalkuta mengalami kerusuhan komunal selama empat hari, yakni dari 16 hingga 19 Agustus.
Kekacauan di Kalkuta meletus pada saat yang bersamaan dengan “Hari Aksi Langsung” yang diumandangkan oleh Liga Muslim.
Pada hari itu, diusulkan pembentukan sebuah negara Islam yang berbeda, yaitu Pakistan.
Berdasarkan laporan, sekitar 4.000 orang meninggal dalam peristiwa kerusuhan itu. Angka pasti korban jiwa dalam Kerusuhan Kalkuta 1946 belum dapat diketahui.
Berdasarkan data yang ada, setelah kegagalan Rencana Misi Kabinet di pertengahan tahun 1946, Liga Muslim Seluruh India mengumumkan hari protes nasional.
Di Bengal, di mana Liga Muslim India memimpin pemerintahan provinsi dibawah kepemimpinan HS Suhrawardy, tanggal 16 Agustus ditetapkan sebagai hari libur nasional di Kalkuta.
Pada tanggal 17 Agustus, terjadi pembantaian. Mayat-mayat berserakan di jalan-jalan pada pagi hari berikutnya, serangan balasan, pembakaran rumah, toko, dan tempat ibadah semakin meningkat.
Wanita dan lansia juga tidak terlepas, serangan serta penculikan dilaporkan terjadi.
Kemudian, Tentera British India, pasukan Gurkha, dan polis tambahan secara bertahap menerapkan jam malam serta operasi pengepungan dan penggeledahan. Kondisi keamanan sebagian besar kembali pulih pada 22 Agustus.