Namer, ‘Kendaraan Canggih’ Israel yang Mengubur Tentara IDF

Buliran.com -.CO.ID,GAZA – Kendaraan lapis baja Namer milik pasukan pendudukan Israel (IDF), yang dianggap sebagai yang paling canggih di dunia, belakangan sering menjadi target serangan pejuang Palestina. IDF mengumumkan hari ini, dua prajurit Israel tewas dan satu petugas terluka ringan akibat serangan kembali yang dilakukan terhadap kendaraan tersebut di Gaza.

Berdasarkan penyelidikan awal dari IDF, prajurit tersebut berada di dalam kendaraan lapis baja Namer saat alat peledak meledak selama operasi di Khan Younis. Penyelidikan awal menunjukkan bahwa anggota kelompok teror Hamas tampaknya muncul dari sebuah terowongan dan meletakkan bahan peledak di sisi APC yang digunakan untuk mengangkut pasukan teknik dan perawatan, yang bertugas memperbaiki peralatan militer di wilayah Gaza.

The Times of Israelmelaporkan, ledakan tersebut menewaskan dua anggota militer dan melukai seorang perwira dari satuan pengintaian Golani. Ia dibawa ke rumah sakit dalam kondisi stabil, kata militer. Militer menyatakan bahwa mereka terus melakukan penyelidikan mengenai bagaimana bom itu diledakkan.

Di awal laporan, pejuang Hamas melemparkan alat peledak kedua ke APC lain di wilayah tersebut. Namun, ledakan tidak terjadi dan pasukan Golani yang berada di dalamnya tidak mengalami cedera, menurut investigasi awal.

Batalyon Izz ad-Din al-Qassam, sayap militer Hamas, mengklaim bertanggung jawab atas penyerangan dua kendaraan angkut personel Israel dengan menggunakan dua bom yang ditempatkan di dalam kabin. Setelah kendaraan tersebut terbakar, kendaraan ketiga menjadi sasaran rudal “Yasin 105” di Abasan al-Kabira, Khan Yunis.

Batalyon Al-Qassam menyatakan bahwa pasukannya mengawasi “sebuah alat berat militer yang mengubur truk yang terbakar untuk memadamkan api, serta helikopter yang mendarat untuk proses evakuasi.”

Pada hari Sabtu, seorang insinyur militer yang terluka parah akibat ledakan ranjau di wilayah selatan Jalur Gaza seminggu yang lalu meninggal dunia karena cedera yang dideritanya.

Pasukan penjajah Israel mengumumkan pada hari Jumat, bahwa sembilan anggota militer terluka di wilayah Jalur Gaza, sementara kelompok perlawanan menyatakan bahwa mereka telah menyerang pasukan penduduk dalam rangkaian operasi di daerah tersebut.

Otoritas Penyiaran Israel melaporkan delapan anggota militer terluka di wilayah utara Gaza akibat ledakan amunisi yang terjadi di kendaraan lapis baja. Situs web Israel menyebutkan bahwa sebuah bangunan roboh menimpa para tentara, menyebabkan cedera parah.

Kendaraan lapis baja Israel Namer bergerak menuju perbatasan Jalur Gaza di bagian selatan Israel pada hari Jumat, 13 Oktober 2023. – (AP Photo/Ariel Schalit)

Hingga malam Kamis, 895 prajurit Israel telah gugur dan 6.134 lainnya terluka sejak perang di Gaza dimulai pada 7 Oktober 2023, menurut data militer yang disebut menyembunyikan kerugian yang lebih besar.

Israel menerapkan pengawasan ketat terhadap pemberitaan mengenai kerugian yang mereka alami di Gaza serta menyembunyikan jumlah korban jiwa sebenarnya, sehingga kemungkinan angka yang dilaporkan akan bertambah.

 

Kematian pada hari Sabtu diumumkan ketika militer mulai menerapkan jeda 10 jam harian dalam pertempuran di wilayah padat penduduk di Gaza, seiring upaya untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan ke Jalur Gaza.

Kelompok-kelompok perlawanan Palestina telah meningkatkan tingkat kewaspadaan di kalangan anggota mereka guna menghadapi kemungkinan situasi terbaru, seiring dengan ancaman dari Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang bertujuan untuk menjatuhkan Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) serta mengeksplorasi pilihan-pilihan lain untuk memulangkan “sandera.”

Perlawanan di Gaza menanggapi ancaman-ancaman baru ini dengan meningkatkan kesiapan untuk menghadapi perkembangan yang tidak terduga, baik terkait dengan intensifikasi operasi darat pendudukan di Jalur Gaza atau penggunaan operasi khusus yang bertujuan untuk membebaskan tentara Israel yang ditawan oleh perlawanan sejak 7 Oktober 2023.

Seorang pemimpin lapangan dari kelompok perlawanan di Gaza menyampaikan kepada Aljazirah Arabbahwa peningkatan kesiapan para pejuang bertujuan mencegah upaya Israel dalam memperoleh tawanan perang tanpa imbalan, serta menimbulkan kerugian terbesar bagi Israel jika mereka mempertimbangkan melakukan operasi khusus atau serangan darat yang lebih besar ke Jalur Gaza.

Kepala lapangan menekankan bahwa kelompok-kelompok pejuang mengubah strategi mereka guna menyebabkan kerugian terbesar bagi pasukan Israel, yang berupaya menghindari pertempuran langsung dengan menggunakan senjata yang keras.

Perkembangan di lapangan ini terjadi setelah ancaman Donald Trump terhadap pejuang Palestina. “Hamas enggan mencapai kesepakatan mengenai gencatan senjata di Gaza dan pembebasan tahanan, dan saya yakin mereka akan kalah.”

Hal ini diikuti oleh pernyataan Netanyahu bahwa Israel sedang mempertimbangkan pilihan lain untuk mengembalikan tawanan ke rumah mereka dan mengakhiri penguasaan Hamas di Gaza, setelah Israel menarik kembali utusan dari pembicaraan gencatan senjata di Qatar.

Leave a Comment