10drama.com -, JAKARTA — OpenAIumumkan peluncuran dua model pemrosesan informasikecerdasan buatan(AI/Kecerdasan Buatan) bobot terbuka yang diklaim lebih canggih daripada R1 DeepSeek.
Dua model tersebut yaitu gpt-oss-12b yang memiliki ukuran besar dengan kemampuan yang mampu dijalankan hanya pada satu GPU Nvidia dan GPT-OSS-20B yang lebih kecil sehingga dapat berjalan di laptop dengan RAM 16GB.
Peluncuran ini menjadi model bahasa terbuka pertama dari OpenAI sejak GPT-2 diperkenalkan lebih dari lima tahun lalu, dan pada versi terbarunya, mampu mengirimkan pertanyaan rumit ke model AI yang berada di awan.
Artinya, jika model OpenAI yang terbuka tidak mampu menyelesaikan tugas tertentu seperti memproses gambar, pengembang bisa menghubungkan model tersebut dengan salah satu model milik perusahaan yang lebih unggul.
Cara Beroperasinya Model Terbuka OpenAI
Dikutip TechCrunch pada Kamis (7/8/2025), dalam uji kompetisi pemrograman di Codeforces, model gpt-oss-120b dan gpt-oss-20b masing-masing meraih skor 2622 dan 2516.
Angka tersebut melebihi R1 yang dimiliki DeepSeek, namun masih kalah dibandingkan o3 dan o4-mini.
Pada Ujian Akhir Kemanusiaan (HLE) yang terdiri dari pertanyaan sulit dari berbagai bidang, model gpt-oss-120b dan gpt-oss-20b masing-masing meraih skor 19% dan 17,3%, yang berarti, meskipun masih kalah dari o3, tetapi lebih baik daripada model-model open source dari DeepSeek dan Qwen.
Model OpenAI yang terbuka juga mengalami halusinasi secara signifikan dibandingkan model AI penalaran terbaru mereka, yaitu o3 dan o4-mini, dan perusahaan masih belum sepenuhnya memahami penyebabnya.
Gpt-oss-120b dan gpt-oss20b masing-masing mengalami halusinasi sebesar 49% dan 53% dalam menjawab pertanyaan di PersonQA, yang merupakan indikator internal perusahaan untuk menilai akurasi pengetahuan model terkait manusia.
“Wajar terjadi, karena model yang lebih kecil pasti memiliki pengetahuan yang lebih sedikit dibandingkan model unggulan yang lebih besar,” ujar perwakilan OpenAI.
Pelatihan untuk Model Baru
Perusahaan AI yang didirikan oleh Sam Altman mengungkapkan bahwa model terbukanya akan dilatih menggunakan metode yang mirip dengan model sebelumnya.
Mereka memanfaatkan teknik pembelajaran penguatan (RL) berbasis komputasi tinggi, yang mengajarkan AI untuk membedakan antara tindakan yang benar dan salah dalam lingkungan simulasi dengan menggunakan klaster GPU Nvidia yang besar.
Akibat dari proses pasca-pelatihan, model AI yang dikelola oleh OpenAI mampu memperkuat agen AI serta dapat menggunakan alat seperti pencarian internet atau eksekusi kode Python sebagai bagian dari alur pemikirannya.
Namun, OpenAI mengatakan, model terbuka mereka hanya berupa teks, yang berarti tidak akan mampu memproses atau menghasilkan gambar dan audio seperti mode lain yang digunakan perusahaan.
OpenAI beberapa kali menunda peluncuran model terbukanya dalam beberapa bulan terakhir, sebagai bagian dari upaya mengatasi masalah keamanan. Contohnya, kemungkinan pihak jahat menyempurnakan model gpt-oss untuk memanfaatkannya dalam serangan siber atau pengembangan senjata biologis atau kimia.
Setelah uji coba yang dilakukan oleh OpenAI bersama dengan penilai dari pihak ketiga, mereka menyatakan bahwa gpt-oss mungkin sedikit meningkatkan kemampuan biologis.
Namun, perusahaan tidak menemukan bukti bahwa model terbuka ini mampu mencapai ambang batas “kemampuan tinggi” terkait risiko di domain tersebut, meskipun telah dilakukan peningkatan.
Dengan peluncuran gpt-oss, OpenAI berharap mampu menarik perhatian para pengembang serta pemerintahan Donald Trump, yang keduanya telah menyaksikan laboratorium kecerdasan buatan Tiongkok berkembang dan menjadi terkenal dalam lingkungan sumber terbuka (Open-Source).
“Kami sangat bersemangat bahwa dunia bisa menciptakan tumpukan AI terbuka yang dikembangkan di Amerika Serikat, berlandaskan nilai demokrasi, tersedia secara gratis bagi semua pihak, dan memberikan manfaat yang luas,” ujar CEO OpenAI, Sam Altman dalam pernyataannya, dilaporkan oleh TechCrunch.(Muhamad Rafi Firmansyah Harun)