Prabowo Dorong Sains dan Riset untuk Ekonomi 8%

KORAN-10drama.com –Pengembangan dan penguasaan ilmu pengetahuan menjadi salah satu metode untuk memanfaatkan potensi besar sumber daya alam Indonesia. Selain itu, tantangan lain yang perlu diatasi adalah menciptakan tenaga manusia berkualitas yang mampu mengelola serta menghasilkan penelitian dan inovasi yang berkontribusi terhadap perkembangan berbagai sektor industri di Indonesia.

Presiden Prabowo Subianto menyatakan bahwa penguatan sains dan riset akan berdampak positif terhadap kesejahteraan rakyat Indonesia. Hal ini karena hasil penelitian dapat mendorong perkembangan industri serta menghasilkan karya dari putra-putri bangsa. Akibatnya, ketergantungan terhadap impor akan berkurang dan kemampuan untuk memproduksi sesuatu secara mandiri meningkat.

“Tantangan yang dihadapi antara lain adalah mengelola industri kendaraan bermotor, mengembangkan sektor elektronika dan semikonduktor, serta meningkatkan pengelolaan perkebunan kelapa sawit,” kata Prabowo dalam pembukaan Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri (KSTI) Indonesia 2025, di Sasana Budaya Ganesha, Jalan Taman Sari, Kota Bandung, Kamis 7 Agustus 2025.

Prabowo berharap pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 8% dalam lima tahun mendatang dengan menerapkan strategi industrialisasi yang berbasis pada hilirisasi, penguasaan teknologi, serta peningkatan sumber daya manusia. Ia menekankan betapa pentingnya menjadikan ilmu pengetahuan sebagai kekuatan utama negara.

Visi tersebut selaras dengan Astacita ke-4 dan ke-5, yaitu memperkuat pengembangan sumber daya manusia, ilmu pengetahuan, dan teknologi, serta melanjutkan pengolahan industri untuk meningkatkan nilai tambah di dalam negeri. Oleh karena itu, para ilmuwan, peneliti, dan akademisi memiliki peran penting dalam mewujudkan Indonesia sebagai negara maju dan mandiri.

“Saya berharap, para ilmuwan dan peneliti bekerja sama secara bersamaan, serta berkolaborasi dalam menciptakan hasil yang nyata. Tujuannya adalah untuk mendorong perkembangan industri serta kesejahteraan rakyat Indonesia,” kata Prabowo.

Sesi tertutup 

Prabowo menekankan bahwa KSTI adalah ruang ilmiah yang perlu dijaga dari campur tangan politik. Merespons pertanyaan media tentang sesi tertutup dalam KSTI 2025, Prabowo menjelaskan bahwa tindakan ini dilakukan agar peserta dapat berdiskusi dengan lebih bebas dan terhindar dari pengaruh opini publik.

“Jangan disalahpahami, jangan dikaitkan dengan politik. Kita sedang membicarakan ilmu, sains, dan teknologi,” kata Prabowo.

KSTI 2025 akan dihelat pada tanggal 7-9 Agustus 2025 di Sasana Budaya Ganesha. Dengan mengusung tema “Sains dan Teknologi untuk Pertumbuhan serta Pemerataan Ekonomi”, KSTI 2025 menyajikan kerja sama antara kalangan akademis, pemerintah, dan pengusaha.

KSTI 2025 dihadiri oleh 1.066 peneliti terkemuka di bidang STEM (sains, teknologi, teknik, dan matematika), 401 pimpinan universitas, 351 dosen, 26 diaspora Indonesia, 150 guru besar ITB, 54 mitra industri, serta ratusan mahasiswa doktoral dan sarjana.

Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Prof Brian Yuliarto menyampaikan bahwa KSTI menghubungkan para ilmuwan beserta karya penelitiannya dengan pihak-pihak yang berkepentingan serta dunia industri. Menurut Brian, jangan sampai hasil penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan berhenti begitu saja. Namun, harus terus dikembangkan agar manfaatnya bisa dirasakan.

“Kegiatan penelitian dan pengembangan dapat memberikan kontribusi dalam bidang ekonomi dan industri, mendorong berkembangnya banyak sektor industri baru, serta menjadi solusi untuk berbagai tantangan di dunia industri. Inilah alasan KSTI mengundang lebih dari 1.000 ilmuwan,” ujar Brian.

Brian menyebutkan, tujuan KSTI 2025 adalah menyusun peta jalan penelitian dan pengembangan teknologi, memperkuat keterkaitan antara ilmu pengetahuan dengan kebijakan dan industri, serta menampilkan hasil-hasil penelitian. Sekitar lebih dari 400 produk penelitian ditampilkan atau dikaitkan dengan sejumlah industri.

Semoga produk-produk tersebut terus berkembang hingga mencapai skala yang lebih luas. Akibatnya, muncul sejumlah industri baru yang berbasis teknologi.

Kepala Badan Riset dan Pengembangan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Fauzan Adziman menambahkan, Rencana Strategis Riset 2025 akan menyusun peta jalan riset di berbagai bidang sektor penting yang mencakup delapan prioritas sektor strategis nasional. Contohnya, energi, pertahanan, digitalisasi (kecerdasan buatan dan semikonduktor), kemudian hilirisasi dan industrialisasi, kesehatan, pangan, maritim, material, serta manufaktur.

Hasil dari peta jalan riset tersebut akan kami laksanakan tidak hanya dalam bidang pendidikan tinggi, tetapi juga bekerja sama dengan Kementerian Keuangan serta diintegrasikan oleh Kemenko Perekonomian. Dengan demikian, tercipta keterpaduan antara sains, teknologi, dan industri untuk mendukung perekonomian,” ujar Fauzan.

Rektor Institut Teknologi Bandung, Prof. Tatacipta Dirgantara, merasa bangga karena ITB ditunjuk sebagai tuan rumah KSTI 2025 dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Teknologi Nasional, 10 Agustus. Tata menyatakan bahwa KSTI sangat penting karena perguruan tinggi, termasuk ITB, telah melakukan banyak penelitian, tetapi masih sedikit yang bisa diwujudkan menjadi industri yang berkelanjutan.

“Kita semua berharap memiliki sikap mendukung penggunaan produk lokal. Karena, produk-produk tersebut akan semakin sempurna dan berkualitas seiring waktu berkat dukungan penelitian yang baik,” kata Tata.

Leave a Comment