Ketua tim penelitian dan perbaikanGunung Padang Ali Akbar tengah mengumpulkan penelitidari berbagai bidang ilmu. Mereka akan melakukanrekonstruksicagar budaya yang terletak di Cianjur, Jawa Barat, tersebut.
“Bangunannya sudah berusia ribuan tahun, sebagian masih dalam keadaan baik tetapi sebagian lainnya mulai roboh, ada yang patah bahkan ambruk di beberapa bagian, jadi lebih baik kita fokus pada tempat tersebut agar kita dapat melestarikannya dan memperpanjang usianya,” kata arkeolog dari Universitas Indonesia itu kepadaTempo, Senin 18 Agustus 2025.
Langkah pertama yaitu mengumpulkan seluruh penelitian mengenai Gunung Padang, termasuk yang memiliki perbedaan pandangan atau menimbulkan perdebatan. “Perlahan kita periksa semuanya,” kata Ali.
Ia juga mengumpulkan para pakar dari berbagai bidang ilmu seperti arkeologi, sejarah, dan tradisi lisan untuk meneliti kisah rakyat mengenai Gunung Padang. Pakar geografi juga diundang untuk melakukan pemetaan darat dan udara menggunakan teknologi LiDAR (light detection and ranging).
Ahli-ahli lainnya berasal dari bidang geologi, teknik sipil, arsitektur, dan planologi. Selain dari lembaga penelitian, para pakar juga datang dari kalangan profesional serta beberapa universitas, seperti Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Padjadjaran, dan Universitas Trisakti. Tim juga mengandeng ahli restorasi dari Universitas Hasanuddin di Makassar. “Penelitian bersama para ahli tersebut berlangsung selama dua hingga tiga bulan,” ujar Ali Akbar.
Sampai saat ini, menurutnya, tim terdiri dari 80 orang yang mencakup 12 ahli yang menjadi ketua dari masing-masing sub-tim berdasarkan bidang keahlian mereka. Ali menyebutkan beberapa nama peneliti tersebut, seperti arkeolog Yadi Mulyadi, kemudian dua orang yang pernah terlibat dalam penelitian Gunung Padang sebagai bangunan piramida, yaitu arsitek Pon Purajatnika serta Taqyuddin.
Tim penelitian dan pemugaran Gunung Padang, menurut Ali Akbar, dibentuk oleh Kementerian Kebudayaan dengan keputusan yang dikeluarkan pada 13 Agustus 2025. Ia berharap pemerintah tidak memberikan tenggat waktu untuk proses pemugaran agar tidak tergesa-gesa dan tim dapat bekerja dengan tenang dengan tujuan agar struktur situs dapat bertahan lama. “Di sisi barat sudah terjadi longsoran sehingga batu-batunya jatuh,” ujarnya.
Ali menggambarkan proses restorasi Gunung Padang seperti yang dilakukan pada sebagian besar candi, termasuk Borobudur. “Saat ditemukan awalnya dalam keadaan rusak, miring, dan roboh, maka dilakukan penggambaran ulang, pemotretan ulang, seluruh detail hingga kita menentukan bagian mana yang perlu diperkuat,” katanya.
Sebelumnya, Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyatakan tujuan pemugaran agar situs Gunung Padang lebih terjaga dengan aturan atau studi tertentu. Ia merujuk pada cara yang diterapkan terhadap Candi Borobudur dan Candi Prambanan. “Akan dicoba untuk dikembalikan ke bentuk aslinya, tetapi karena kita tidak memilikiblue print-nya, ya tidak mungkin sepenuhnya seperti itu,” katanya di Bandung, Senin 28 April 2025.
Rencana perbaikan tersebut akan dilaksanakan tahun ini dengan menggunakan dana berbentuk skemapublic private partnershipMenurut Fadli Zon, upaya restorasi Situs Gunung Padang dapat dimulai dari struktur yang sudah ada. “Batu yang terjatuh bisa dikembalikan ke posisi semula berdasarkan penelitian arkeologisnya,” katanya sambil menambahkan bahwa penelitian lebih lanjut mengenai Situs Gunung Padang menjadi tanggung jawab Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN).
Berdasarkan hasil penggabungan studi yang dilakukan, tim penelitian dan pemugaran rencananya akan mengajukan pendapat kepada para ahli yang memahami atau peduli terhadap Gunung Padang. Setelah itu, tim akan memanfaatkan temuan penelitian tersebut untuk melakukan pemugaran yang diperkirakan dimulai pada akhir tahun ini.