Siapa Pemilik Nam Air? Ini Identitas Anak Perusahaan Maskapai yang Masih Beroperasi

BERITA DIY –Industri penerbangan di Indonesia tidak hanya diisi oleh perusahaan penerbangan besar seperti Garuda Indonesia atau Lion Air, tetapi juga oleh maskapai lain yang memiliki kontribusi signifikan dalam melayani jalur penerbangan dalam negeri.

Salah satu contohnya adalah NAM Air, sebuah maskapai penerbangan dengan harga terjangkau yang telah beroperasi sejak tahun 2013. Banyak orang masih penasaran: Pesawat apa yang digunakan oleh NAM Air? Dimiliki oleh siapa? Apakah maskapai ini masih beroperasi hingga saat ini?

Siapa Pemilik NAM Air?

NAM Air berdiri sebagai anak perusahaan dari Sriwijaya Air Group, salah satu maskapai besar yang telah lama beroperasi di Indonesia. Pembentukan NAM Air pertama kali diumumkan pada 26 September 2013.

Dilansir dari situs resmi flynamair.com, pada awalnya, NAM Air direncanakan sebagai maskapai penuh layanan yang mampu bersaing langsung dengan Garuda Indonesia maupun Batik Air. Namun, seiring berjalannya waktu, strateginya berubah. NAM Air akhirnya ditempatkan sebagai maskapai penerbangan pendukung (feeder) bagi perusahaan induknya, Sriwijaya Air.

Artinya, Sriwijaya Air menitikberatkan pelayanan pada rute-rute utama, sedangkan NAM Air bertanggung jawab mengangkut penumpang ke rute tambahan atau bandara-bandara kecil. Strategi ini mirip dengan konsep Lion Air yang memiliki Wings Air sebagai penghubung, atau Garuda Indonesia yang pernah bekerja sama dengan Merpati pada masa 80–90-an.

Asal-usul Nama “NAM”

Banyak orang penasaran mengapa maskapai ini dinamakan NAM Air. Ternyata, nama ini bukan hanya singkatan, tetapi juga bentuk penghargaan pribadi. CEO Sriwijaya Air, Chandra Lie, mengungkapkan bahwa nama NAM diambil dari nama ayahnya, Lo Kui Nam.

Selain itu, “NAM” juga telah lebih dahulu digunakan oleh berbagai unit bisnis dalam grup Sriwijaya Air, antara lain:

  • Manajemen Penerbangan Nasional (Sekolah Penerbangan)
  • Pusat Pelatihan Awak Kabin Nasional
  • Perawatan Pesawat Nasional
  • Nusantara Aksara Mandiri (Majalah di Pesawat Terbang)

Menggunakan nama NAM Air diharapkan menjadi bentuk penghormatan sekaligus simbol dari keberanian, kejujuran, dan komitmen untuk terus terbang di langit Indonesia.

Armada Pesawat NAM Air

Meskipun tidak sebesar perusahaan induknya, NAM Air memiliki pesawat yang cukup memadai. Armada utamanya terdiri dari Boeing 737-500 Winglet dengan kapasitas 120 kursi, termasuk 8 kursi kelas bisnis dan 112 kursi kelas ekonomi.

Ukuran pesawat ini memang lebih kecil dibandingkan dengan seri Boeing 737 lainnya, namun justru hal ini menjadi keunggulannya. Pesawat jenis ini lebih fleksibel dan mampu beroperasi dengan baik di bandara-bandara kecil di Indonesia yang memiliki keterbatasan panjang landasan pacu.

Perjalanan dan Penerbangan Perdana

Setelah diperkenalkan kepada masyarakat pada 26 September 2013, NAM Air sempat mengalami penundaan penerbangan pertamanya karena belum memperoleh Sertifikat Operator Pesawat Udara (AOC) dari Kementerian Perhubungan. Sertifikat tersebut akhirnya dikeluarkan pada 29 November 2013.

Sejak saat itu, NAM Air secara resmi melakukan penerbangan perdana pada 11 Desember 2013 dengan rute Jakarta – Pangkalpinang. Selanjutnya, penerbangan komersial rutin pertama diadakan pada 19 Desember 2013 dengan rute Jakarta – Pontianak dan Pontianak – Yogyakarta.

Sejak saat itu, NAM Air semakin giat menambahkan rute penerbangan baru di berbagai daerah di Indonesia.

Rute Penerbangan NAM Air

NAM Air menitikberatkan pada penerbangan dalam negeri, khususnya menghubungkan kota-kota besar dengan kota-kota sedang maupun daerah yang memiliki akses udara yang terbatas. Beberapa rute yang populer pernah dioperasikan antara lain:

  • Jakarta – Sorong
  • Jakarta – Kupang
  • Surabaya – Pangkalan Bun
  • Surabaya – Palu
  • Surabaya – Biak
  • Denpasar – Waingapu
  • Denpasar – Maumere
  • Palu – Luwuk
  • Pangkalan Bun – Semarang

Selain itu, NAM Air juga melayani penerbangan dari berbagai bandara utama seperti:

  • Bandara Soekarno-Hatta Jakarta (Terminal 1A mulai tanggal 12 April 2022)
  • Bandara Ngurah Rai Denpasar
  • Bandara Juanda Surabaya
  • Bandara Supadio Pontianak
  • Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II di Palembang
  • Bandara El Tari Kupang
  • Bandara Umbu Mehang Kunda Waingapu

Kehadiran NAM Air sangat membantu pergerakan masyarakat di kawasan Indonesia Timur serta daerah-daerah lain yang belum terlayani dengan baik oleh maskapai besar.

Layanan dan Fasilitas

Meskipun dikenal sebagai maskapai dengan harga lebih murah, NAM Air tetap menawarkan fasilitas yang memudahkan penumpang. Salah satu contohnya adalah layanan check-in online yang dapat diakses melalui situs resmi atau aplikasi mitra seperti Traveloka. Proses check-in online tersedia mulai 24 jam hingga 4 jam sebelum penerbangan.

Untuk pembelian tiket, terdapat berbagai pilihan cara pembayaran seperti ATM, Internet Banking, toko ritel, e-money, dan kartu kredit. Hal ini memberikan kebebasan lebih bagi calon penumpang dalam memesan tiket.

Apakah NAM Air masih berjalan?

Jawabannya: ya, NAM Air masih beroperasi sebagai bagian dari Sriwijaya Air Group. Maskapai ini tetap menekuni penerbangan ke rute penghubung, khususnya menuju kota-kota kecil dan menengah di Indonesia. Meskipun jumlah pesawatnya tidak sebanyak maskapai besar, kehadirannya tetap relevan bagi masyarakat yang memerlukan layanan penerbangan langsung ke daerah tertentu.

Oleh karena itu, pesawat NAM Air dimiliki oleh Sriwijaya Air Group dan berstatus sebagai anak perusahaan yang bertugas sebagai pemasok penumpang. Kata “NAM” berasal dari nama ayah pendiri Sriwijaya Air, Lo Kui Nam. Maskapai ini menggunakan pesawat Boeing 737-500 Winglet dan melayani beberapa rute domestik, khususnya ke daerah yang belum terjangkau oleh maskapai besar.

Berikut informasi mengenai pesawat Nam Air, pemiliknya, nama anak perusahaan serta maskapai penerbangan yang masih beroperasi hingga ke pelosok Indonesia.***

Leave a Comment