Spesifikasi dan Teknologi Drone Elang Hitam PTDI

10drama.com –, Jakarta– PT Dirgantara Indonesia (Persero) atauPTDI telah melaksanakan rangkaian penerbangan uji pesawat tanpa awak Elang Hitam, yang termasuk dalam kategori Medium Altitude Long Endurance (MALE), di Bandara Kertajati, Majalengka, Jawa Barat, pada Senin, 28 Juli 2025.

Menurut Direktur Niaga, Teknologi, dan Pengembangan PTDI, Mohamad Arif Faisal, kegiatan ini bertujuan untuk menguji gagasan atauproof-of-concept dalam penguasaan teknologi drone kelas MALE.

“Meliputi desain konfigurasi sistem, sistem kendali penerbangan otomatis, serta sistem komunikasi jarak jauh,” kata Arif dalam pernyataan resmi PTDI yang dikeluarkan pada Selasa, 29 Juli 2025.

Seri uji penerbangan ini juga merupakan bagian dari proses mendapatkan sertifikasi resmi dari otoritas penerbangan yang berwenang. Apa saja teknologi yang digunakan pada drone Elang Hitam?

Spesifikasi dan Teknologi Pesawat Tanpa Awak Elang Hitam

Secara fisik, drone Elang Hitammemiliki panjang sekitar 8,6 meter, lebar sayap mencapai 16 meter, dan tinggi sekitar 2,6 meter. Berdasarkan informasi dari situs indonesian-aerospace.com, berat maksimum saat lepas landas (MTOW) mencapai 1.300 kilogram, dengan kemampuan membawa beban hingga 300 kilogram. Hal ini memungkinkan Elang Hitam untuk mengangkut berbagai jenis sensor maupun sistem senjata sesuai kebutuhan misi.

Berdasarkan informasi dari situs indomiliter.com, drone ini menggunakan mesin Rotax 915 iS turbo yang diproduksi oleh perusahaan Austria, menghasilkan daya sekitar 139 tenaga kuda. Drone ini dapat beroperasi hingga ketinggian 7.200 meter dengan durasi penerbangan yang sangat lama, yaitu mencapai 24 hingga 30 jam tanpa henti.

Kecepatan terbangnya berkisar antara 50 hingga 180 kilometer per jam, dengan kecepatan tertinggi sekitar 235 kilometer per jam. Untuk lepas landas, Elang Hitam memerlukan jalur sepanjang 700 meter, sementara untuk mendarat cukup dengan 500 meter saja.

Dari segi teknologi, Elang Hitam memiliki sistem kendali otomatis (flight control system/FCS) yang dikembangkan oleh PT Len Industri. Sistem ini memungkinkan pesawat tanpa awak terbang secara mandiri, mengatur rute, posisi, dan keseimbangan penerbangan tanpa campur tangan langsung dari pengoperasinya.

Selain itu, Elang Hitam memiliki sistem komunikasi jarak jauh yang memungkinkan pengoperasian dari Ground Control Station (GCS) hingga jangkauan sekitar 250 kilometer secara langsung terlihat (LoS).

Struktur tubuh drone ini dibuat dengan bahan komposit seperti serat karbon dan serat kaca, yang memiliki berat ringan tetapi kuat, sehingga mendukung efisiensi penggunaan bahan bakar serta ketahanan saat terbang. GCS bersifat portabel dan berfungsi mengendalikan penerbangan sekaligus memantau misi secara langsung.

Salah satu keunggulan utama Elang Hitam terletak pada konsep desainnya yang modular dan terbuka, sehingga memungkinkan integrasi untuk berbagai tugas, baik dalam skenario militer maupun sipil. Di tahap awal, Elang Hitam ditujukan untuk misi pengintaian dan pemantauan. Namun, di masa depan, drone ini dirancang agar mampu membawa senjata, seperti rudal udara ke permukaan. Pemaduan sistem senjata ini dikembangkan bersama mitra asing, seperti lembaga penelitian Turki, Tubitak SAGE, dengan pendekatan modular.

Selain itu, Elang Hitam juga dilengkapi dengan sensor optik-inframerah (EO/IR), radar Synthetic Aperture Radar (SAR), serta alat lainnya yang digunakan untuk tugas pengawasan, pemantauan batas wilayah, dan bahkan penanganan bencana.

Ridian Eka Saputramembantu dalam penyusunan artikel ini.

Leave a Comment