Lintaskriminal.co.id –— Tiongkok mencapai kemajuan signifikan dalam sektor pertanian dengan mempercepat penelitian tanaman hibrida hingga lima kali lipat melalui penggabungan teknologi pemotongan gen dan kecerdasan buatan (AI) yang berbasis robotika.
Inovasi ini menghasilkan pabrik pengembangbiakan otomatis pertama di dunia, yang memungkinkan penciptaan varietas baru dengan rasa yang lebih lezat serta ketahanan terhadap penyakit dalam waktu satu tahun, berbeda dengan lima tahun menggunakan metode tradisional.
Dikutip dari South China Morning Post, Minggu (24/8/2025), para ilmuwan dari Chinese Academy of Sciences, Shanghai Jiao Tong University, dan Tsinghua University menggambarkan strategi ini sebagai terobosan yang luar biasa.
“Penyatuan teknologi AI sedang mengubah sistem pertanian, dan robotika kini semakin berperan penting dalam pertanian presisi,” demikian tulis tim peneliti dalam makalah mereka di jurnal Cell.
Masalah utama dalam pengembangan tanaman hibrida adalah lokasi bunga yang sulit diakses, sehingga selama ini proses penyerbukan dilakukan secara manual. Di Tiongkok, biaya dari proses ini bahkan mencapai lebih dari seperempat total biaya pemuliaan. Hal ini mendorong pengembangan jalur tanaman yang ramah robot dengan menggunakan teknik penyuntingan gen.
Para ilmuwan akhirnya berhasil mengembangkan varietas tomat yang tidak memiliki kemampuan reproduksi jantan dengan bunga yang lebih terbuka, sehingga robot dapat melakukan penyerbukan silang secara lebih mudah.
“Dengan menggabungkan teknologi ini dengan pembelajaran mendalam dan robotika berbasis kecerdasan buatan, kami menciptakan robot khusus yang mengotomatisasi penyerbukan silang, mengatasi kendala utama dalam pemuliaan hibrida dan produksi biji,” kata tim peneliti.
Akibatnya, robot yang diberi nama GEAIR (genome editing with artificial intelligence-based robot), yaitu robot pemuliaan cerdas pertama di dunia, mampu mengidentifikasi bunga yang siap diserbuki dengan tingkat keakuratan 85 persen. Dengan kemampuan ini, proses penyerbukan hanya memerlukan waktu 15 detik, tiga kali lebih cepat dibanding metode manual.
Pada uji produksi tomat di dalam rumah kaca, tingkat keberhasilan penyerbukan yang dilakukan oleh robot mencapai 78 persen, sedikit lebih rendah dibandingkan metode manual yang mencapai 92 persen. Namun, menurut para peneliti, “Meskipun tingkat keberhasilannya lebih rendah, kemampuan GEAIR untuk melakukan penyerbukan secara teratur dan otomatis secara berkelanjutan melebihi kemampuan manusia dalam hal efisiensi dan konsistensi.”
Sistem ini juga digunakan pada tomat liar guna mempercepat proses domestication de novo, yaitu metode mengubah spesies alami menjadi varietas baru yang dapat dibudidayakan lebih cepat. Hasilnya, lima generasi tanaman dapat dihasilkan dalam satu tahun, menghasilkan garis induk yang lebih tahan terhadap tanah alkali dan memiliki rasa yang lebih lezat. Sebelumnya, proses ini membutuhkan waktu hingga lima tahun.
“GEAIR terintegrasi, domestikasi yang cepat, dan speed breeding berpotensi mempercepat pengembangan varietas unggul dengan penggunaan sumber daya yang lebih sedikit dalam ruang yang terbatas,” kesimpulan tim peneliti, sekaligus menegaskan bahwa bioteknologi bisa dimanfaatkan untuk menciptakan sifat tanaman yang ramah AI sesuai kebutuhan pertanian presisi.
***