Vitalik Buterin Perkenalkan FOCIL, Inisiatif Baru Jaga Netralitas Ethereum

Lintaskriminal.co.id –– Vitalik Buterin, salah satu pendiri Ethereum, kembali mendapat perhatian setelah mengajukan model terbaru yang disebutFork-Choice Enforced Inclusion Listsatau FOCIL. Proposal ini ia sampaikan melalui akun X (dulu Twitter) pada Kamis (22/8), sebagai upaya menjaga netralitas dan ketahanan jaringan Ethereum.

Vitalik menekankan pentingnya sifat Ethereum sebagai infrastruktur yang netral atau mirip dengan “pipa bodoh” (dumb pipe) yang hanya bertugas meneruskan transaksi, tanpa campur tangan terhadap isi data. “Netralitas di tingkat 1 Ethereum sangat penting untuk tidak diabaikan. Kita memerlukan banyak lapisan perlindungan,” tulisnya sebagaimana dilansir dari BeInCrypto, Minggu (24/8).

Menurut Vitalik, ancaman sensor muncul ketika terlalu banyak transaksi hanya dapat masuk melalui satu jalur, yaitu block builder yang terpusat. Jika hanya sejumlah kecil entitas yang menentukan transaksi mana yang diterima, maka akan muncul kekuatan veto yang mengancam semangat desentralisasi Ethereum. Menurut pendapat Vitalik, risiko sensor timbul ketika jumlah transaksi yang bisa masuk hanya melalui satu pintu, yakni block builder yang terpusat. Jika hanya sedikit entitas yang memilih transaksi mana yang diteruskan, maka akan lahir kekuatan veto yang merusak prinsip desentralisasi Ethereum. Berdasarkan pandangan Vitalik, ancaman sensor muncul saat transaksi hanya bisa masuk melalui satu jalur, yaitu block builder yang terpusat. Jika hanya sejumlah kecil pihak yang menentukan transaksi mana yang lolos, maka akan muncul kekuatan veto yang mengganggu semangat desentralisasi Ethereum.

Di sinilah FOCIL hadir sebagai jawaban. Bukan hanya satu pengusul blok yang dipilih setiap kali, FOCIL memungkinkan 17 pengusul dalam satu slot. Dari 17 tersebut, satu di antaranya diberi keistimewaan untuk “bergerak terakhir” dan menentukan urutan transaksi.

Namun, semua transaksi yang diajukan oleh 16 proposer lainnya juga harus dimasukkan ke dalam blok tersebut. Dengan sistem ini, keputusan tidak lagi menjadi monopoli dari satu pihak.

Vitalik juga menyatakan bahwa para proposer pendukung tidak perlu membuat blok secara keseluruhan. Mereka hanya perlu memvalidasi transaksi tanpa melakukan perhitungan.state root. Beban komputasinya lebih ringan, sehingga tugas ini bisa dilakukan oleh validator berukuran kecil juga.

Ia yakin model ini mampu diterapkan di berbagai sistem, mulai dari dompet cerdas (smart contract wallet) hingga protokol privasi, sehingga Ethereum tidak lagi bergantung pada perantara yang bersifat sentralistik. “Tujuannya adalah untuk menghindari oligopoli block builder yang dapat memblokir transaksi,” tegas Vitalik.

Namun, usulan tersebut segera memicu perdebatan sengit di kalangan pengembang dan aktivis Ethereum. Ameen Soleimani, pendiri Reflexer Labs, menjadi salah satu yang paling keras menentang FOCIL.

Soleimani mengatakan bahwa sistem yang ada saat ini justru mampu menghasilkankompromi fungsionalantara kepatuhan hukum dan kelancaran transaksi. Ia memberikan contoh kasus Tornado Cash, di mana sekitar 90 persen validator enggan memproses transaksi dari protokol yang dijatuhi sanksi oleh Amerika Serikat.

Akibatnya, durasi penyelesaian transaksi meningkat dari 15 detik menjadi lebih dari 2 menit. Namun pada akhirnya, transaksi tetap dapat masuk ke dalam jaringan.

“FOCIL akan mengubah secara signifikan dinamika ini. Validator dapat dipaksa untuk menerima transaksi dari alamat yang dihukum,” kata Soleimani sebagaimana dilaporkan oleh Cryptopolitan, Minggu (24/8). Ia merasa khawatir hal ini membuka jalan bagi penegakan hukum yang lebih keras dari pihak berwenang, khususnya di Amerika Serikat.

Menurutnya, aparat dapat mengarahkan tindakan mereka kepada validator, attester, bahkan pengembang Ethereum yang menciptakan sistem semacam ini. Soleimani bahkan menyampaikan kritik, “Jika saya adalah pemerintah Amerika, saya justru akan senang dengan FOCIL. Artinya saya bisa menuntut semua validator yang terlibat dalam validasi transaksi dari alamat yang dihukum.”

Selanjutnya, ia menyatakan bahwa sistem yang ada masih memberi ruang bagi validator di luar lingkup hukum yang ketat untuk menangani transaksi yang kontroversial. Hal ini membentuk keseimbangan alami tanpa mewajibkan semua pihak menghadapi risiko hukum yang sama.

Soleimani menganggap bahwa risiko “block builder oligopoli” mungkin terlalu dikhawatirkan. “Hanya 2 dari 3 block builder utama yang saat ini melakukan sensor. Sementara 90 persen validator lainnya tidak ikut menyensor,” katanya.

Buterin sendiri merespons argumen tersebut dengan menekankan bahwa FOCIL bukan satu-satunya jawaban. Ia menyarankan penggunaan kombinasi langkah lain seperti memperkuatpublic mempoolmembangun teknologi komponen blok yang terdistribusi, serta menciptakan saluran darurat untuk memasukkan transaksi secara mandiri.

Meskipun ada perdebatan teknis dan hukum, isu ini kembali menyoroti tantangan dalam mempertahankan prinsip desentralisasi di dunia kripto yang semakin terlibat dengan regulasi dan lembaga besar. Ethereum, yang saat ini mendukung berbagai aplikasi keuangan, game, dan aset yang telah tokenisasi, berada di tengah perbedaan antara idealisme awal dan realitas masa kini.

Apakah FOCIL akan menjadi fondasi krusial bagi masa depan Ethereum atau justru menambah beban hukum bagi ekosistemnya, masih menjadi perdebatan. Namun satu hal yang pasti, Ethereum terus berupaya mencari cara agar tetap menjadi jaringan yang netral dan inklusif, sambil mempertahankan keberadaannya di tengah pengawasan regulasi global.

Leave a Comment